Aircraft Maintenance & Supplies
Pasar Asia pada tahun 2018 diproyeksikan akan memimpin industri aviasi. Terbukti hingga saat ini, Singapura adalah negara ASEAN yang kini menjadi leading di industri penerbangan. Asosiasi Pengusaha Pemeliharaan Pesawat Indonesia atau Indonesian Aircraft Maintenance Services Association (IAMSA) melihat bahwa Indonesia juga akan mengalami pertumbuhan pesat di industri ini. Terbukti hingga kini terdapat 1.000 pesawat yang beroperasi. Dan tahun depan diperkirakan akan tumbuh menjadi 1.400 pesawat. Namun kondisi ini belum sebanding dengan pertumbuhan industri maintenance, repair dan overhaul (MRO).
”Di Indonesia, bisnis MRO nilainya mencapai 1 miliar dollar AS. Jadi seluruh maskapai di Indonesia mengeluarkan biaya 1 miliar dolar AS untuk MRO. Namun sayangnya perusahaan MRO yang bisa mengerjakan hanya 40 persen,” ujar Ketua IAMSA, Richard Budihadianto.
Richard pun mengapresiasi Wira Jasa Angkasa (WJA) selaku aircraft maintenace and supplies yang menerima otorisasi sebagai bengkel perawatan resmi pesawat Cessna Caravan 208 series. “Harapannya semua MRO harus bisa mendapat approval dari pabrikan, karena MRO lah yang punya peranan penting dalam mendukung perawatan dan operasional pesawat. Tahun depan akan ada 1.400 pesawat yang beroperasi. Sangat disayangkan bila tidak disupport oleh kapabilitas MRO,” sebut Richard.
Berdasarkan informasi dari Richard, IAMSA kini tengah berkomunikasi dengan pemerintah untuk mewujudkan keberadaan industri penerbangan terpadu (Aerospace Park). IAMSA mengusulkan Batam dan Bintan karena kedua lokasi ini dinilai siap secara infrastruktur. “Rata-rata negara ASEAN sudah punya. Indonesia dengan industri penerbangan yang sedang tumbuh pesat, namun Aerospace Park nya belum ada. Aerospace Park ini di dalamnya nanti bisa ada MRO, logistic center, training center, dan lainnya yang semua terkait dengan aviation dengan kekhususan. Kekhususannya misalnya bebas tax holiday,” Richard menambahkan.
Sumber: Travia Magazine (dengan perubahan konten)